Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kelapa Sawit dengan Reaksi Transesterifikasi

Minyak kelapa sawit adalah bahan pangan dengan komposisi utama trigliserida yang berasal dari minyak sawit dengan atau tanpa perubahan kimiawi, termasuk hidrogenasi, pendinginan dan telah melalui proses pemurnian dengan penambahan vitamin A. Minyak kelapa sawit tergolong sebagai minyak nabati. Unsur pokok dari minyak nabati adalah trigliserida. Minyak nabati terdiri dari 90-98% trigliserida dan sejumlah kecil monogliserida dan digliserida.


Minyak kelapa sawit memiliki potensi yang sangat besar untuk diolah menjadi biodiesel. Proses pembuatan biodiesel secara konvensional pada umumnya menggunakan proses transesterifikasi minyak tumbuhan dengan alkohol berantai pendek yang pada percobaan ini digunakan CH3OH (metanol) karena merupakan alkohol yang paling reaktif serta dengan bantuan katalis.


Transesterifikasi (disebut juga alkoholisis) merupakan reaksi antara minyak (trigliserida) dan alkohol. Alkohol direaksikan dengan ester untuk menghasilkan ester baru, melalui pemecahan senyawa trigliserida dan migrasi gugus alkil antar ester. Reaksi transesterifikasi yang terjadi pada percobaan ini mengikuti persamaan reaksi berikut.


Katalis yang digunakan bisa katalis asam maupun basa, tetapi katalis basa lebih efektif dibandingkan katalis asam. Keunggulan katalis basa antara lain, konversi hasil yang diperoleh lebih banyak, waktu yang dibutuhkan juga lebih singkat serta dapat dilakukan pada temperatur kamar. Katalis basa biasanya menggunakan logam alkali alkoksida, NaOH, KOH, dan NaHCO3. Pada percobaan yang akan dilakukan cukup menggunakan senyawa KOH.
Setelah minyak kelapa sawit direaksikan dengan alkohol dan katalis basa, maka dilakukan pemanasan (50-60 °C) serta pengadukan agar reaksi berjalan cepat. Setelah terjadi perubahan warna pada larutan campuran menunjukkan reaksi telah berakhir. Diamkan larutan selama 1 hari hingga terbentuk 2 lapisan, lapisan bagian atas yaitu lapisan biodiesel dan lapisan bagian bawah yaitu sisa KOH dan gliserol.